Senin, 23 Mei 2016

Psikologi pendidikan



Psikologi pendidikan 

 PERAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia. Proses belajar juga sangat dibutuhkan dalam setiap peserta didik, siswa / peserta didik dengan adanya dukungan keluarga sangat membantu dalam proses belajar.dan ada juga faktor- faktor pendukungnya.
Pendidikan berlangsung pertama kali didalam keluarga. Islam dengan tegas mewajibkan umatnya untuk memelihara pendidikan terhadap anak dari keluarganya secara baik, terarah, dan terpadu melalui pendidikan agama islam.[1]
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak karena sebagian besar kehidupan anak berada ditengah-tengah keluarganya.
Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian terutama, perhatian pada kegiatan belajar dirumah mereka. Jika orang tua terlibat langsung dalam pendidikan anak, maka prestasi belajar anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil men  amatkan pendidikan dengan hasil yang baik selalu memiliki orang tua yang selalu bersikap mendukung.
Mengetahui akan pentingnya peran keluarga dalam proses belajar siswa, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai peran keluarga dalam proses belajar siswa.

B.  Rumusan Masalah
1.            Apa yang dimaksud dengan keluarga?
2.            Apa saja peran keluarga ?
3.            Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar siswa?
4.            Apa saja faktor Pendekatan Belajar
5.            Bagaimana cara menumbuhkan gemar membaca?
C.    Metode Pemecahan Masalah
                  Penulis berusaha memecahkan masalah tersebut di atas dengan menjawab semua permasalahan dengan mencari referensi-referensi yang relevan guna menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Penulis berusaha menjabarkan apa yang penulis ketahui melalui sumber-sumber  yang telah direferensikan.
D.  Sistematika Penulisan
            Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, Bagian Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang masalah, Perumusan Masalah, Metode Pemecahan Masalah, dan Sistematika Penulisan Masalah; Bab 2, adalah pembahasan; Bab 3, Bagian Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran-saran.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN
1.      Keluarga
Ada beberapa pengertian keluarga, baik dengan makna yang sempit maupun dengan makna yang lebih luas. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern secara harfiah keluarga berarti sanak saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah, anak bini. Sedangkan dalam kamus Oxford learner’s pocket dictionary, keluarga berasal dari kata family yang berarti
Ø  Kelompok yang terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka.
Ø  Kelompok yang terdiri dari satu atau dua orang tua anak-anak mereka dan kerabat-kerabat dekat.
Ø  Semua keturunan dari nenek moyang yang sama.
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Keluarga adalah tempat pertama dan yang utama di mana anak-anak belajar.[2]

2.      Proses Belajar
Skinner dalam bukunya Education psychology seperti yang dikutip Barlow berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Hintzman bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri manusia disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut. Selanjutnya menurut Burton dalam sebuah buku “the guidance of learning activities” bahwa belajar sebagai tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.[3]
Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi didalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientsi kearah yang lebih maju dari pada kesebelumnya.
Menurut Jarome S. Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga episode atau fase, yakni:
a.       Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b.      Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c.       Fase evaluasi (tahap penilaian materi). [4]
B.     PERAN KELUARGA
Di dalam kelurga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Mereka mempunyai peran masing-masing,disini disebutkan peran ibu dan ayah antara lain.
Ø Peran Ibu
Dalam kehidupan kelurga, tanggung jawab pendidikan anak terletak pada ayah dan ibu. Artinya, ayah dan ibu memiliki suatu peranan yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilihat dari kenyataan yang ada, sebagian besar yang memegang peran penting dalam mengatur peran rumah tangga, terutama dalam mengasuh anak-anak dan memberikan pendidikan kehidupan sehari-hari adalah ibu. Pendidikan seorang ibu adalah pendidikan dasra yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karna itu seorang ibu hendaklah bijaksanan dan pandai mendidik anaknya. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut.
a)       Sumber dan pemberi kasih sayang
b)      Pengasuh dan pemelihara
c)      Tempat mencurahkan isi hati
d)     Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
e)      Pembimbing hubungan pribadi
f)       Pendidik dalam segi-segi emosional.
Ø Peran ayah
     Dalam hal pendidikan peran ayah dalam keluarga sangat penting. Karena seorang anak menjadikan ayah sebagai teladan untuk perannya kelak sebagai seorang laki-laki. Sedangkan menurut perempuan fungsi ayah sebagai pelindung. Peran ayah dalam pendidikan anaknya sebagai berikut.
a)   Sumber kekuasaan di dalam keluarga
b)   Penghubung interal kelurga dengan masyarakat atau dunia luar
c)   Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d)  Pelindung terhadap ancaman dari keluarga
e)   Hakim atau yang mengendili jika terjadi perselisihan[5]
C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua yaitu :
1.      Faktor intern
a)      Faktor Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi-kondisi organ khusus siswa, seperti tingkat indra pendengar dan indra penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan dalam kelas.[6]
b)      Faktor psikologis
v  Inteligensi
Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
v  Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan belajarnya tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulnya kebosanan, sehingga ia tidak lagi menyukai belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran slalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
v  Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran ynag dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

v  Bakat
Bakat berpengaruh dalam proses belajar,  jika pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik  karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
v  Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanaka dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar.
c)      Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakab menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh sehingga timbul kecenderungan  untuk membaringkan tubuh. Kelelahan Rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dari uraian diatas dapat dimengarti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dlam belajar. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kekalahan.
2.      Faktor Eksternal
1.      Faktor keluarga
a)      Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaanya yang mengatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan segan, adalah idak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarut-larut ank menjadi nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, mengajar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang juga salah.dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci terhadap belajar.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting. Anak yang mengalami kesukaran-kesukaran diatas dapat didorong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
Orang tua mengharapkan anaknya bisa menjadi orang yang cerdas , baik, menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agama dan pandai dalam belajar. Orang tua juga menginginkan  anaknya sukses. Memang banyak cara yang di tempuh oleh orang tua, ada yang berhasil dan ada pula yang tidak berhasil. Dalam keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik antara sesama anggota keluarga, maupn antar anggota keluarga dengan masyarakat. Dengan hubungan yang baik, maka akan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peran orang tua dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan maksimal. Hendaknya oarang tua jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang diserahkan kepada sekolah, karena dalam mendidik anak sekolah bersifat melanjutkan pendidikan anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah, tergantung kepada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
b)      Relasi antara anggota keluarga
Relasi ini yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya, begitu juga relasi dengan saudaranya atau anggota yang lain.
Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
c)       Suasana rumah tangga
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan anak yang belajar. Suasana tersebut terjadi dikeluarga besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara keluarga menyebabkan anak bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam suasana rumah tenag dan tentram anak akan betah tinggal dirumah, juga bisa belajar dengan baik.
d)     keadaan ekonomi keluarga
Jika anak hidup dalam keadaan keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak anak juga terganggu. Akibatnya anak dirundung kesedihan dan merasa minder dengan teman yang lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus berkerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk berkerja. Walaupun tidak dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.
e)      Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah.orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalu perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.[7]
D.    Faktor Pendekatan Belajar
Dapat dipahami keefektifan  segala cara atau strategi yang digunakan dalam siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkannya masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).[8]
E.     Cara menumbuhkan kegemaran membaca pada anak
Peran orang tua sangat penting dan sangat fundamen/mendasar bagi pendidikan anak selanjutnya,terutama dalam hal ini menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Ada beberapa cara yang di tempuh orang tua untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada anak antara lain.
v  Keteladanan orang tua dalam membaca
v  Menanamkan betapa nikmatnya membaca
v  Membaca sebagai bagian hidup
v  Menciptakan suasana yang menyenangkan
v  Menciptakan ruang membaca yang menarik
v  Menjadikan buku sebagai hadiah
v  Bermain di luar
v  Membawa mereka ke toko buku
Melalui berbagai kiat diatas, orang tua dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak dengan baik. Jika semenjak kecil sudah terbiasa dengan buku, maka ia akan memiliki sikap positif dan cinta terhadap buku, sehingga kebiasaan akan di bawa sampai dewasa.[9]




BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Keluarga adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Peran keluarga sangat penting dalam proses belajar anak / siswa. Maka peran keluarga sangat penting dalam proses belajar. Dalam keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik antara sesama anggota keluarga, maupn antar anggota keluarga dengan masyarakat. Dengan hubungan yang baik, maka akan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peran orang tua dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan maksimal. Hendaknya oarang tua jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang diserahkan kepada sekolah, karena dalam mendidik anak sekolah bersifat melanjutkan pendidikan anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah, tergantung kepada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
2.      SARAN
Semoga dengan membaca makalah ini dapat kita tahu bagaimana peran keluarga dalam proses belajar dan mendidik anak.



DAFTAR PUSTAKA

Helmawati. 2014.  Pendidikan Keluarga. Bandung. PT.Remaja rosdakarya.
Sahrani Sohari, Sopiati Popi. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor. Ghalia Indonesia.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Syah Muhibbin. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.



[1] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1970), hlm. 66.
[2]  Helmawati, pendidikan keluarga (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2014), hlm. 41-42.
[3] Ibid., hlm. 186-188.
[4] Muhibbin Syah, psikologi pendidikan (dengan pendekatan Baru) , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 110-111
[5] Popi Sopiati dan sohari sahrani,Psikologi belajar dalam perspektif Islam,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm.58-59
[6] Ibid., hlm.130
[7] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 55- 64
[8] Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 136
[9] Popi Sopiati dan sohari sahrani,lo cit, hlm. 59-63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar