Psikologi pendidikan
PERAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia. Proses belajar juga sangat dibutuhkan
dalam setiap peserta didik, siswa / peserta didik dengan adanya dukungan
keluarga sangat membantu dalam proses belajar.dan ada juga faktor- faktor
pendukungnya.
Pendidikan berlangsung pertama kali didalam keluarga. Islam
dengan tegas mewajibkan umatnya untuk memelihara pendidikan terhadap anak dari
keluarganya secara baik, terarah, dan terpadu melalui pendidikan agama islam.[1]
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian
anak karena sebagian besar kehidupan anak berada ditengah-tengah keluarganya.
Salah satu peranan orang tua
terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian
terutama, perhatian pada kegiatan belajar dirumah mereka. Jika orang tua
terlibat langsung dalam pendidikan anak, maka prestasi belajar anak tersebut
akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil men amatkan pendidikan dengan hasil yang baik
selalu memiliki orang tua yang selalu bersikap mendukung.
Mengetahui
akan pentingnya peran keluarga dalam proses belajar siswa, dalam makalah ini
akan dijelaskan mengenai peran keluarga dalam proses belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan keluarga?
2.
Apa saja peran keluarga ?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar siswa?
4.
Apa
saja faktor
Pendekatan Belajar
5.
Bagaimana cara menumbuhkan gemar membaca?
C. Metode Pemecahan Masalah
Penulis
berusaha memecahkan masalah tersebut di atas dengan menjawab semua permasalahan
dengan mencari referensi-referensi yang relevan guna menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Penulis berusaha menjabarkan apa yang penulis
ketahui melalui sumber-sumber yang telah
direferensikan.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga
bagian, meliputi: Bab I, Bagian Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang
masalah, Perumusan Masalah, Metode Pemecahan Masalah, dan Sistematika Penulisan
Masalah; Bab 2, adalah pembahasan; Bab 3, Bagian Penutup yang terdiri dari
Simpulan dan Saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
1.
Keluarga
Ada beberapa pengertian keluarga, baik dengan makna yang sempit maupun
dengan makna yang lebih luas. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern
secara harfiah keluarga berarti sanak saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah,
anak bini. Sedangkan dalam kamus Oxford learner’s pocket dictionary, keluarga
berasal dari kata family yang berarti
Ø Kelompok yang
terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka.
Ø Kelompok yang terdiri dari satu atau dua
orang tua anak-anak mereka dan kerabat-kerabat dekat.
Ø Semua keturunan dari nenek moyang yang
sama.
Keluarga
adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian
tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya.
Keluarga adalah tempat pertama dan yang utama di mana anak-anak belajar.[2]
2.
Proses
Belajar
Skinner dalam bukunya Education
psychology seperti yang dikutip Barlow berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut
Hintzman bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri manusia
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia
tersebut. Selanjutnya menurut Burton dalam sebuah buku “the guidance of
learning activities” bahwa belajar sebagai tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.[3]
Jadi proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor yang terjadi didalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientsi kearah yang lebih maju dari pada kesebelumnya.
Menurut Jarome
S. Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga episode atau fase, yakni:
a.
Fase
informasi (tahap penerimaan materi)
b.
Fase
transformasi (tahap pengubahan materi)
c.
Fase
evaluasi (tahap penilaian materi). [4]
B.
PERAN
KELUARGA
Di dalam kelurga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Mereka mempunyai
peran masing-masing,disini disebutkan peran ibu dan ayah antara lain.
Ø Peran Ibu
Dalam kehidupan kelurga, tanggung jawab pendidikan anak terletak
pada ayah dan ibu. Artinya, ayah dan ibu memiliki suatu peranan yang sama dalam
kehidupan sehari-hari. Namun dilihat dari kenyataan yang ada, sebagian besar
yang memegang peran penting dalam mengatur peran rumah tangga, terutama dalam
mengasuh anak-anak dan memberikan pendidikan kehidupan sehari-hari adalah ibu.
Pendidikan seorang ibu adalah pendidikan dasra yang tidak dapat diabaikan sama
sekali. Oleh karna itu seorang ibu hendaklah bijaksanan dan pandai mendidik
anaknya. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa peran ibu dalam pendidikan
anak-anaknya adalah sebagai berikut.
a)
Sumber
dan pemberi kasih sayang
b)
Pengasuh
dan pemelihara
c)
Tempat
mencurahkan isi hati
d)
Pengatur
kehidupan dalam rumah tangga
e)
Pembimbing
hubungan pribadi
f)
Pendidik
dalam segi-segi emosional.
Ø Peran ayah
Dalam hal pendidikan peran ayah dalam keluarga sangat penting.
Karena seorang anak menjadikan ayah sebagai teladan untuk perannya kelak
sebagai seorang laki-laki. Sedangkan menurut perempuan fungsi ayah sebagai
pelindung. Peran ayah dalam pendidikan anaknya sebagai berikut.
a)
Sumber
kekuasaan di dalam keluarga
b)
Penghubung
interal kelurga dengan masyarakat atau dunia luar
c)
Pemberi
rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari keluarga
e)
Hakim
atau yang mengendili jika terjadi perselisihan[5]
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua yaitu :
1.
Faktor
intern
a)
Faktor
Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi-kondisi organ
khusus siswa, seperti tingkat indra pendengar dan indra penglihat, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan,
khususnya yang disajikan dalam kelas.[6]
b)
Faktor
psikologis
v Inteligensi
Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
v Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan belajarnya
tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulnya kebosanan, sehingga ia tidak lagi
menyukai belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran
slalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan
hobi dan bakatnya.
v Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran ynag dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar, dapatlah
diusahakan agar ia mempunyai minat yang besar dengan cara menjelaskan hal-hal
yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan
cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
v Bakat
Bakat berpengaruh dalam proses belajar, jika pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
v Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong
siswa agar dapat belajar dengan baik padanya mempunyai motif untuk berpikir dan
memusatkan perhatian, merencanaka dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/
menunjang belajar.
c)
Faktor
kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakab menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Jasmani
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh sehingga timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan Rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dari uraian diatas dapat dimengarti bahwa kelelahan itu mempengaruhi
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan
sampai terjadi kelelahan dlam belajar. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang
bebas dari kekalahan.
2.
Faktor
Eksternal
1.
Faktor
keluarga
a)
Cara
orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan
pertanyaanya yang mengatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam
ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang
tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati
untuk memaksa anaknya belajar, bahkan segan, adalah idak benar, karena jika hal
itu dibiarkan berlarut-larut ank menjadi nakal, berbuat seenaknya saja,
pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya
terlalu keras, mengajar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang
juga salah.dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci
terhadap belajar.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting.
Anak yang mengalami kesukaran-kesukaran diatas dapat didorong dengan memberikan
bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan
sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
Orang tua mengharapkan anaknya bisa menjadi orang yang cerdas ,
baik, menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agama dan pandai dalam
belajar. Orang tua juga menginginkan
anaknya sukses. Memang banyak cara yang di tempuh oleh orang tua, ada
yang berhasil dan ada pula yang tidak berhasil. Dalam
keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik antara sesama anggota
keluarga, maupn antar anggota keluarga dengan masyarakat. Dengan hubungan yang
baik, maka akan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peran orang tua
dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan
maksimal. Hendaknya oarang tua jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang
diserahkan kepada sekolah, karena dalam mendidik anak sekolah bersifat
melanjutkan pendidikan anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil
atau tidaknya pendidikan di sekolah, tergantung kepada pendidikan dalam
keluarga. Pendidikan keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya.
Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
b)
Relasi
antara anggota keluarga
Relasi
ini yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi
anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh
kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi kebencian, sikap yang terlalu
keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya, begitu juga relasi
dengan saudaranya atau anggota yang lain.
Hubungan
yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai
dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak
sendiri.
c)
Suasana rumah tangga
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi didalam keluarga. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut
tidak akan memberikan ketenangan anak yang belajar. Suasana tersebut terjadi
dikeluarga besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut
dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara keluarga menyebabkan anak bosan
dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana
rumah yang tenang dan tentram. Didalam suasana rumah tenag dan tentram anak akan
betah tinggal dirumah, juga bisa belajar dengan baik.
d)
keadaan
ekonomi keluarga
Jika anak hidup dalam keadaan keluarga yang miskin, kebutuhan pokok
anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar
anak anak juga terganggu. Akibatnya anak dirundung kesedihan dan merasa minder
dengan teman yang lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan
mungkin anak harus berkerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya
walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk berkerja. Walaupun tidak
dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu
menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu
menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.
e)
Pengertian
Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah.orang tua wajib
memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak disekolah. Kalu perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui
perkembangannya.[7]
D.
Faktor
Pendekatan Belajar
Dapat dipahami
keefektifan segala cara atau strategi
yang digunakan dalam siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah
operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkannya masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).[8]
E.
Cara
menumbuhkan kegemaran membaca pada anak
Peran orang tua
sangat penting dan sangat fundamen/mendasar bagi pendidikan anak
selanjutnya,terutama dalam hal ini menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Ada
beberapa cara yang di tempuh orang tua untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada
anak antara lain.
v Keteladanan orang tua dalam membaca
v Menanamkan betapa nikmatnya membaca
v Membaca sebagai bagian hidup
v Menciptakan suasana yang menyenangkan
v Menciptakan ruang membaca yang menarik
v Menjadikan buku sebagai hadiah
v Bermain di luar
v Membawa mereka ke toko buku
Melalui
berbagai kiat diatas, orang tua dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak
dengan baik. Jika semenjak kecil sudah terbiasa dengan buku, maka ia akan
memiliki sikap positif dan cinta terhadap buku, sehingga kebiasaan akan di bawa
sampai dewasa.[9]
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keluarga adalah kelompok kecil yang
memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak
dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Peran keluarga sangat penting
dalam proses belajar anak / siswa. Maka peran keluarga sangat penting dalam
proses belajar. Dalam keluarga
diperlukan hubungan yang harmonis, baik antara sesama anggota keluarga, maupn
antar anggota keluarga dengan masyarakat. Dengan hubungan yang baik, maka akan
terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peran orang tua dalam pembinaan
anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan maksimal. Hendaknya
oarang tua jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang diserahkan kepada
sekolah, karena dalam mendidik anak sekolah bersifat melanjutkan pendidikan
anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan
di sekolah, tergantung kepada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga
adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga, menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik
di sekolah maupun di masyarakat.
2. SARAN
Semoga dengan membaca makalah ini dapat
kita tahu bagaimana peran keluarga dalam proses belajar dan mendidik anak.
DAFTAR PUSTAKA
Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung. PT.Remaja rosdakarya.
Sahrani Sohari,
Sopiati Popi. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor.
Ghalia Indonesia.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Syah Muhibbin. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
[4] Muhibbin Syah, psikologi pendidikan (dengan pendekatan Baru) , (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 110-111
[5] Popi Sopiati dan sohari sahrani,Psikologi belajar dalam perspektif
Islam,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm.58-59
[6] Ibid., hlm.130
[7] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:
PT Rineka Cipta), hlm. 55- 64
[8] Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 136
[9] Popi Sopiati dan sohari sahrani,lo cit, hlm. 59-63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar